Medan | Indonesia Berkibar News - Menindaklanjuti kebijakan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia (BI) pusat pada Kamis (20/10) lalu, Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Bincang Bareng Media (BBM) bersama puluhan awak media, yang digelar di lantai 3 gedung BI Sumut, Jalan Balai Kota No.4, Selasa (25/10/2022) siang
Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Sumatera Utara (KPwBI Sumut) Doddy Zulverdi didampingi Deputi Direktur BI Sumut, Azka Subhan Aminurridho, Wakil Deputi Direktur Poltak Sitanggang dan beberapa staf menyampaikan, bahwa hasil asesmen yang dilakukan dalam RDG beberapa waktu yang lalu, akan ditindaklanjuti oleh kantor BI yang ada di seluruh daerah.
" Termasuk mengajak masyarakat membangkitkan optimisme positif, agar ekonomi Sumut membaik. Dan ini sejalan dengan ajakan pemerintah Indonesia, melalui BI pusat," papar Doddy Zulverdi.
Adapun perkembangan ekonomi global, sambung Doddy, diperkirakan akan tumbuh lebih rendah dari yang diperkirakan.
"Pertumbuhan ekonomi sedikit melambat, karena dibarengi inflasi. Walaupun ditahun 2021 naik 6.0 persen, namun ditahun 2022 ini turun. Jadi pertumbuhan ekonomi global saat ini tidak menentu," ungkap Doddy Zulverdi.
Selanjutnya pertumbuhan ekonomi global melambat, salah satu penyebabnya akibat terhambatnya perkembangan aliran modal asing.
"Tapi Alhamdulillah, untuk perekonomian Indonesia sendiri, laju pertumbuhan masih dalam kategori positif. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 4,5 - 4,4 persen," harap Doddy Zulverdi.
Dukungan pertumbuhan ekonomi domestik di Sumatera Utara yang masih sangat besar terhadap ekonomi nasional. "Disisi lain, pengendalian Covid 19 yang relatif terkendali, membuat pertumbuhan ekonomi domestik masih terus berlanjut. Dan pastinya, transfortasi pengangkutan komoditinya lancar," tegas Doddy Zulverdi.
Laju pemulihan ekonomi di Sumatera Utara, berpotensi termoderasi akibat inflasi. "Namun intermediasi perbankan terus membaik pada triwulan III, dari pada triwulan II. Ini ditunjang dari permintaan kredit UMKM yang cukup tinggi sampai saat ini.Sedangkan tingkat inflasi di Indonesia termasuk masih tinggi. Hal ini tidak bisa kita hindari, karena salah satu imbas tingginya inflasi, disebabkan dinaikkanya harga BBM oleh pemerintah pusat, ujar Doddy Zulverdi.
Doddy Zulverdi menyebut, tak kalah pentingnya, komidi beras harus diperhatikan dengan sebaik baiknya oleh TPID Sumut. "Karena, harga komoditi yang lain sudah turun, tapi beras belum. Ini yang bisa menyebabkan inflasi di Sumut pada bulan September. Kami perkirakan inflasi pada bulan Oktober 2022 akan turun. Karena, panen raya di sejumlah tempat masih terus berlanjut," papar Doddy Zulverdi. (torong)
Posting Komentar