Medan | Indonesia Berkibar News -Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pertemuan Tahunan BI dirangkai dengan penganugerahan Bank Indonesia Award kepada 58 penerima BI award tahun 2022. BI award ini merupakan apresiasi Bank Indonesia kepada seluruh mitra strategis yang berdedikasi tinggi dan memberi makna bagi pembangunan Indonesia.
Dalam pertemuan tahunan yang mengambil thema, Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju diikuti secara virtual dari Hotel Adi Mulya Medan, Rabu (30/11/2022).
Dimana yang diselenggarakan langsung dari Plenary Hall JCC, Jakarta, yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Gubernur BI Perry Wajiyo, para duta besar negara sahabat.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir juga Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu secara virtual bersama beberapa Bupati se-kawasan Danau Toba.
Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan dari hasil pertemuan G20 di Bali, bisa diambil kesimpulan bahwa Krisis global ini tidak ada yang mampu memprediksi gejolak yang terjadi.
Ia mengaku negara negara besar telah menaruh kepercayaan kepada Indonesia, namun seluruh arah kebijakan kitapun harus searah dengan praktek dilapangan. Kepercayaan sudah diberikan kepada kita, kita tetap jalan namun harus ‘hati-hati’.
" Keputusan politik harus saling mendukung sehinggga keputusan kita unuk tetap jalankan roda ekonomi dengan hati-hati sejalan dengan praktek di lapangan," kata Presiden.
Kepada para Bupati dan Wali Kota presiden berpesan agar tidak ada pihak yang menghambat investasi, seraya tetap berpesan untuk tetap hati-hati. Selain itu pasokan pangan, energi dan konsumsi rumah tangga harus tetap terjaga.
Presiden menyebut, pertumbuhan ekonomi paling tinggi adalah Maluku Utara dengan pertumbuhan ekonomi 27 % dengan inflasi 3,3%.
" Maluku Utara, harus hati-hati, jangan sampai pencapaian ini menurun,”kata Presiden.
Sebelumnya, Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, arah kebijakan BI tahun ini, masih berfokus pada pengendalian inflasi, dan pengendalian gejolak global maka dibutuhkan sinergi semua pihak, insyallah, ekonomi Indonesia akan menunjukkan peningkatan.
Perry juga mengatakan Dunia masih bergejolak akibat perang Rusia dan Ukraina yang entah akan berakhir, resiko resesi dan inflasi di Eropa juga saat ini makin meningkat.
" Oleh karena itu, koordinasi fiskal, digitalisasi ekonomi, dan ekonomi keuangan inklusif perlu dilakukan yang disebut ‘Proyek Garuda',”kata Perry.
Hadir dalam acara itu para pimpinan lembaga tinggi negara, anggota DPR/DPD RI, LPS, OJK, para kepala daerah se-Indonesia dan para tamu undangan lainnya. (Mrs)
Posting Komentar