Jakarta | Indonesia Berkibar News - Pilot project transformasi pemetaan kadaster 2D menjadi 3D yang digagas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk Koridor Stasiun MRT Blok M–Stasiun MRT Bundaran HI–Gedung M Ten Jakarta, diperkirakan akan rampung pada Juli 2023. Pekerjaan yang dimulai Juni 2022 lalu ini merupakan hasil kerja sama antara Direktorat Jenderal Survei Pemetaan Pertanahan dan Ruang (Ditjen SPPR) dengan LX Corporation, Korea Selatan. Transformasi ini didorong oleh keterbatasan jumlah tanah dan kebutuhan atas tanah yang cenderung tak terbatas, serta perkembangan dunia pemetaan dan tuntutan pembangunan yang semakin pesat.
Sehubungan dengn pilot project tersebut, dilaksanakan Final Report Meeting Digital Twin and 3D Cadastre for Multi-Space Property Registration yang dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) SPPR, Virgo Jaya Eresta. Pertemuan ini digelar di Hotel Mulia, Jakarta, pada Rabu (24/05/2023).
Dalam sambutannya Dirjen SPPR, Virgo Eresta Jaya menyampaikan terima kasih atas kolaborasi semua pihak sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar. Ia berharap, pilot project ini bisa menjadi tahap awal piloting 3D multi purpose untuk akselerasi pemetaan di Indonesia.
"Kementerian ATR/BPN tahun ini akan memulai pemetaan skala besar di Kota Bogor serta DKI Jakarta. Targetnya, lima tahun ke depan seluruh kota di Indonesia bisa ter-cover pemetaan 3D. Hal ini juga bisa menjadi langkah persiapan pemetaan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara," papar Virgo Eresta Jaya.
Lebih lanjut Virgo Eresta Jaya menambahkan, pemetaan 3D tidak hanya untuk kebutuhan Kementerian ATR/BPN atau perencanaan tata ruang dan pendaftaran properti saja. "Pemetaan 3D ini juga dibutuhkan banyak instansi terutama sebagai risk management, pencegahan bencana. Sehingga, bisa menjadi standar nasional dan bisa digunakan oleh pemerintah provinsi dan daerah," tuturnya.
Virgo Eresta Jaya juga berharap, proses membangun ekosistem 3D Kadastral ini terus berlanjut sampai terbentuk Digital Twin yang dapat dioperasikan dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat sekaligus memudahkan dalam proses pengambilan kebijakan. "Semoga kerja sama ini terus berlanjut melalui proses sharing knowledge dan teknologi," tutup Dirjen SPPR.
Senada dengan ungkapan Dirjen SPPR, perwakilan LX Corporation, Hyunsuk Kim menuturkan, dengan kerja sama yang terjalin ini bisa menjadikan hubungan Indonesia dan Korea menjadi lebih baik lagi. "Kami berharap proyek ini menjadi kesempatan yang baik antara Korea dan Indonesia menjalin mitra," pungkasnya. (Kementerian ATRBPN/amir torong)
Posting Komentar