Medan |Indonesia Berkibar News -Angin segar akan bertiup ke Sumatera Utara (Sumut).Betapa tidak. Pasalnya di Sumut masih ada lahan lahan tidur belum dijamah/usahai secara konprenhensif.
Sebagaimana disebutkan Wakil Menteri Pertananian (Wamentan) Sudaryono menargetkan penambahan lahan baru.Lahan tidur untuk tanaman padi seluas 97.000 hektare.
" Perubahan iklim seperti El Nino mempengaruhi pola tanam. Tidak saja di Indonesia, tetapi seluruh dunia berdampak terjadinya krisis pangan.Dalam konteks tersebut memanfaatkan lahan-lahan tidur (tidak diusahai).
Menurutnya, ada tiga program utama yang penting dilaksanakan saat ini, untuk meningkatkan produksi pangan beras, yaitu optimalisasi lahan rawa (oplah), pompanisasi, dan tumpang sisip (tusip) padi gogo di antara peremajaan sawit.
"Jadi kita sudah prediksi, dapat peringatan dari BMKG, bahwa bulan-bulan ke depan akan terjadi kemarau sehingga jauh-jauh hari kita telah melakukan program pompanisasi " jelasnya.
Disampaikan juga, untuk segera memaksimalkan produksi sawah tadah hujan melalui program pompanisasi, sehingga tidak perlu menunggu masuknya musim penghujan untuk melakukan penanaman, agar bisa mencukupi produksi pangan yang baik dan cukup
"Jadi, selama ada sumber air, pupuknya sudah siap, benih ada, segera ditanam. Gunakan pompa yang sudah dibagikan ke petani, sehingga produksi pangan kita lebih baik dan mencukupi," ajaknya.
Ditambahkannya, Sumut merupakan 1 dari 13 centra pangan di Indonesia, maka menjadi perhatian yang sangat serius, bagaimana program ini terlaksana dengan baik, tepat waktu dan secepatnya bisa tercapai. Untuk itu, Wamentan juga mengajak jajaran Pemprov Sumut, agar mempercepat akselerasi produksi, guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Keberhasilan ini perlu kolaborasi Kementan, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumut, jajaran Kodam/Korem, Dandim dan Koramil, juga dibantu pasukan di lapangan Babinsa dan penyuluh pertanian," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Rajali optimis Sumut akan menjadi lumbung pangan di wilayah Sumatera, karena program penambahan areal tanam (PAT) dan Optimasi Lahan (Oplah) menjadi program utama yang dikerjasamakan dengan TNI.
Rajali mengatakan target penambahan areal tanam di Sumut seluas 97.294 hektare dengan realisasi hingga saat ini seluas 55.342 hektare atau sebesar 56,88%. Sedangkan luas optimasi lahan yang dikerjasamakan dengan TNI seluas 30.442 hektare dan saat ini pekerjaan telah mencapai 18,28% atau seluas 5.564 hektare.
"Kita menargetkan optimalisasi lahan ini selesai 100% akhir Agustus 2024 ini dan penanaman dapat dilakukan awal September 2024. Dengan penyelesaian optimasi lahan oleh TNI, kami berharap penambahan areal tanam di Sumut bisa tercapai dan memberikan hasil yang sangat baik dalam meningkatkan produksi pertanian, khususnya komoditas padi," harapnya.
Sebelumnya, Ketua Tani Merdeka Indonesia (TMI) Provinsi Sumut Muhammad Husni, yang mendampingi kunjungan kerja Wamentan, menyampaikan pihaknya sangat mengharapkan dukungan terus dari Kementan untuk pembangunan, utamanya di bidang pertanian di Sumut.
"Saya mengharapkan dukungan dari Wakil Menteri Pertanian dan kami yakin kalau semua komponen bangsa pejabatnya, petaninya, masyarakat nya membangun pemahaman bersama kedaulatan pangan akan dapat kita realisasikan seperti yang diharapkan Presiden Terpilih kita Bapak Prabowo Subianto," Ujar Husni.
Turut hadir Wakajati Sumut Rudy Irmawan, Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia (Persero) Wono Budi Tjahjono, Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Hortikultura Sumut Rajali, Komandan Korem, Kodim di wilayah Kodam I/BB dan para penyuluh pertanian se-Sumut.
Hal ini diungkapkan Wamentan di Balai Prajurit Kodam I/BB Senin (12/08/2028). (bundo)
Posting Komentar